Yah.. akhir-akhir ini bumi pertiwi diguncang bencana bertubi-tubi. Baru kemarin, sang pulau cendrawasih menangis karena Wasior diterjang banjir bandang. Gempa di Padang juga Tsunami di Bumi Mentawai menyusul berubi- tubi. Kini tak henti-hentinya berapa gunung api di bumi pertiwi ini menujukkan wajah garangnya. Gunung Semeru, Anak Krakatau, Papandayan, Bromo entah apalagi. Dan yang menjadi primadona saat ini adalah Sang merapi yang telah menewaskan Mbah Maridjan. Jan- jan….. sungguh mencengangkan. Semua siaran televisipun berlomba-lomba memburu berita terhangat darinya. Dan tak kalah pula presiden SBY didesak untuk menetapkan Merapi sebagai bencana nasional di bumi pertiwi. Penerbangan di Bandara Adi Sucipto Jogja pun ditutup ya… itu beberapa dari rentetan dalam sepekan ini.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Di tengah-tengah situasi seperti ini mengapa masih ada wakil rakyat meninggalkan pertiwi dengan berwisata ke luar negeri di saat pertiwi ini menangis? Dimana hati mereka? Berlomba-lomba menggunakan uang rakyat. Oh….apakah tangisan bocah-bocah korban bencana tak meluluhkan hati mereka? Mereka dipilih untuk mengayomi warganya mengapa semuanya berbalik keadaan? Apakah hati mereka tak luluh? Sepatut-patutnya uang itu ya digunakan untuk membantu saudar-saudara kita bukan dihambur-hamburkan seperti ini. Nah….. menambah bumi periwi sakit hati dengan semua ini. Bumi pertiwi menangisi tingkah laku kita, perilaku kita….. mugkin mengutu para wakil rakyat yang berlaku demikian. Biarlah mereka menikmati kehidupan sekarang ini, suatu saat juga akan mendapat balasan sendiri. Yang terpenting bagi kita adalah membuka mata hati kiata. Marilah kita bantu saudara -saudara kita yang menjadi korban-korban bencana alam. Supaya beban mereka sedikit berkurang. Jika tak punya materi untuk disumbangkan kita masih bisa mengirimkan do’a untuk saudara kita yang sedang menangis disana.
Yah, bumi kita sudah tua semestinya kita bersahabat dengan alam. Sayangi alam kita ini. Tentunya alam pun menyayangi alam kita. Ini semua adalah peringatan bagi kita semua sebagai masyarakat Indonesia. Marilah berbenah semuanya. Supaya bumi pertiwi ini tak lagi menangis.